Rabu, 05 Agustus 2009

CGI dan manfaatnya bagi perusahaan film

CGI atau yang disebut juga Computer-generated imagery adalah sebuah visual-visual baik berbentuk still foto maupun film/ iklan/ interactive element dalam website yang diciptakan dengan software-software komputer grafis. Visual-visual yang dihasilkan melalui proses CGI biasanya mengedepankan unsur photo-realistic atau kemiripan dengan aslinya
Animasi 2D terus dikonsumsi oleh para animator-animator dunia. Selain Disney, perusahaan lain yang menggunakan animasi 2D adalah Nickelodeon. Nickelodeon menciptakan beberapa film-film kartun, salah satu yang menjadi icon juga adalah SpongeBob Square Pants. Masih banyak perusahaan-perusahaan lain yang mengikuti jejak Walt Disney dalam menciptakan film-film kartun berbasis 2D. Kita ketahui, teknologi selalu berjalan maju ke depan. Teknik animasi berbasis 2D pun mempunyai saingan, yakni teknik animasi dengan basis 3D. Film-film animasi dengan 3D mempunyai keunggulan yang lebih dibandingkan dengan 2D. Teknik modern ini menjadikan film-film animasi kartun lebih real, bernyawa dan lebih hidup tentunya. Dengan bantuan teknologi CGI (Computer Generated Imagery), film-film kartun terlihat lebih bernyawa dan nyata.
Teknik animasi 3D ini terlebih dahulu diproklamirkan oleh Pixar-Disney, lewat filmnya Toy Story. Sungguh brilian perusahaan yang satu ini, Pixar, pantas saja ia disebut sebagai pioner film animasi panjang yang seluruhnya dibuat oleh komputer. Menurut saya, Pixar membuat suatu resolusi baru terhadap perkembangan film kartun animasi dengan basis 3D. Terbukti, dengan film ini Pixar-Disney membawa pulang banyak penghargaan. Pixar-Disney pun langsung memanfaatkan kesempatan dengan menciptakan film-film kartun animasi berbasis 3D. Film-film yang mereka ciptakan pun membuat penonton terhipnotis oleh kedua perusahaan ini. Terhipnotis dengan kecanggihan animasi 3D, ide cerita, dan tentu saja ciri khas Pixar dalam mengemas film-filmnya. Perhatikan deh, sebelum film utama dimulai, Pixar selalu menampilkan film animasi pendek. Film-film pendek mereka juga dengan menggunakan teknik animasi 3D. Film pendek mereka sungguh lucu dan menggemaskan.

Melihat peluang bisnis ini, banyak perusahaan yang ikut mencoba jejak Pixar-Disney. Salah satunya ialah DreamWorks. Perusahaan ini sebelumnya sudah memiliki kemampuan animasi 3D, namun lebih banyak digunakan untuk mendukung pembuatan film-film non-animasi alias live-action. Hasilnya memang luar biasa. Lihat saja karakter dinosaurus dalam “Jurasic Park” atau beberapa karakter alien yang unik dalam “Men In Black”. Semuanya tampak unik, realistik, dan hidup. DreamWorks pun mencoba memberikan film animasi kartun 3D yang khas.

Teknologi CGI yang dimiliki oleh Dreamworks lebih banyak dipakai dalam film non-animasi. Contoh kehebatan teknologi buatan Dreamworks bisa kita lihat di film Jurasic Park atau Men In Black.
Rupanya Dreamworks mau juga merambah ke dunia animasi. Gebrakan pertama mereka ya Antz itu. Entah kebetulan atau enggak, ternyata cerita Antz itu mirip dengan A Bug’s Life lho. Keduanya berkisah tentang kehidupan di koloni semut.
Sejak saat itu mulai deh antara Pixar dan Dreamworks saling kebut-kebutan untuk membuat film animasi. Apa yang dibuat Pixar selalu ditandingi oleh Dreamworks dan sebaliknya. Setelah A Bug’s Life, Pixar meliris Monster Inc. Film ini berkisah tentang monster biru yang tugasnya menakuti anak kecil tapi pada akhirnya menjadi monster yang baik hati. Eh, Dreamwork bikin cerita soal monster juga. Mereka merilis Sherk (2001). Ceritanya berkisah soal monster atau Ogre bernama Shrek yang baik hati dan penolong. Tahu enggak dalam bahasa Yiddish, bahasa yang digunakan orang Yahudi, Sherk itu artinya monster lho!
Dreamwork boleh bangga. Karena Shrek jadi film animasi pertama yang berhasil meraih Best Animated Feature Film di Oscar 2001. Salah satu saingannya kala itu adalah Monster,Inc. Kesuksesan Shrek disusul dengan dirilisnya Shrek 2 (2004). Katanya sih Dreamworks sekarang sedang mempersiapkan Shrek 3 (ya ampun! Kebiasaan deh, kalau udah sukses dibikin sekuelnya terus :b)
Persaingan terakhir mereka terlihat di Finding Nemo dan Shark Tale. Finding Nemo berkisah tentang Marlin, a clown fish yang berusaha untuk mencari anaknya yang hilang. Finding Nemo merupakan salah satu bukti kehebatan Pixar. Soalnya mereka bisa membuat film dengan kisah dalam air. Katanya nih, bikin animasi untuk suasana dalam air secara nyata dan bagus itu susah. Gelembung-gelembungnya air yang terlihat kalau enggak jago bikinnya bisa terlihat aneh. Cerita Shark Tale pun mengambil lokasi di dunia bawah air. Yang mungkin membedakan adalah wajah karakternya mirip dengan wajah pengisi suaranya.

Menurut saya, beberapa ciri khas film DreamWorks ialah pengisi suara di dalam film-filmnya adalah artis-artis Hollywood terkenal. Lalu saya juga selalu memperhatikan bahwa tokoh-tokoh di dalam film DreamWorks akan mirip dengan orang yang mengisi suara dalam tokoh tersebut. Film kartun animasi 3D yang pertama kali mereka ciptakan ialah Antz, lalu disusul oleh Shrek dan masih banyak lagi. Shrek berhasil memukau pencinta film.

Bukan kebetulan kalau Shark Tale dan The Incredibles diputar dalam waktu yang berdekatan. Ini salah satu bentuk persaingan antara Pixar yang memproduksi The Incredibles dengan Dreamworks yang memproduksi Shark Tale. Pixar dan Dreamworks memang sejak dulu sudah jadi saingan berat. Sebagai dua perusahaan animasi yang besar di Amrik mereka selalu kebut-kebutan untuk menjadi yang terbaik di bidang animasi 3D atau yang lebih dikenal dengan sebutan CGI (Computer-Generated Imagery). Teknologi CGI ini membuat gambar yang dihasilkan lebih bagus dan terlihat seperti nyata

Seiring perkembangan teknologi proses CGI akan semakin cepat, semakin mudah dan semakin tak terbatas. Saat ini untuk sebuah proses pengerjaan CGI, Saddington Baynes memerlukan waktu antara dua minggu hingga enam bulan tergantung tingkat kesulitannya. Berbicara mengenai keuntungan penggunaan CGI dalam membuat sebuah visual still photo dibandingkan menggunakan teknologi fotografi Sam Nugroho, pendiri The Looop, satu-satunya perusahaan yang menyediakan jasa CGI di Indonesia berpendapat bahwa keuntungan utama penggunaan CGI dibandingkan dengan fotografi adalah pada proses pembuatan visual di mana produk atau visual yang akan divisialisasikan belum ada. “ketika pertama kali sebuah mobil akan diluncurkan. Biasanya brosur baru keluar ketika mobil produksi pertamanya sudah jadi. Karena tidak mungkin membuat brosur di mana membutuhkan foto produknya, sementara produknya belum jadi. Mau motret juga nggak bisa karena yang dipotret juga belum selesai diproduksi. Untuk itulah CGI bisa sangat membantu untuk memvisualisasikan produk tersebut bahkan ketika produknya belum ada.” Ungkap Sam. Senada dengan Sam, Chris menambahkan bahwa penggunaan image dalam CGI untuk keperluan lain seperti untuk iklan TV, iklan cetak dan materi interatif pada website juga menjadi keuntungan menggunakan CGI karena ketika sebuah obyek sudah berhasil diciptakan dalam aplikasi CGI, obyek tersebut bisa direproduksi dengan angle lain atau dengan sedikit perubahan-perubahan detail dengan sangat mudah. Sementara ketika menggunakan fotografi dalam membuat sebuah visual, maka obyek yang didapatkan adalah apa adanya. Ketika kita menginginkan sedikit perubahan dan penyesuaian maka diperlukan pemotretan ulang. Gley Taylor dari Taylor James memberi contoh sebuah project Motorola yang mereka kerjakan, project tersebut berawal dari hanya image untuk iklan cetak. Namun pada akhirnya dipergunakan juga untuk keperluan interaktif. “Kami telah menghemat banyak dibandingkan jika project itu dilakukan menggunakan fotografi dan digital imaging karena dengan menggunakan
CGI sebuah obyek visual dapat digunakan kembali dengan merubah pencahayaan, kamera /framing dan juga menambahkan gerakan untuk keperluan media TV.” Ungkap Glen. Mengenai CGI untuk keperluan automotive, Glen juga berpendapat bahwa penggunaan CGI dalam memproduksi obyek visual otomotif mampu menghemat banyak biaya ketika klien tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi untuk membawa mobil tersebut ke seluruh penjuru dunia untuk proses pemotretan dan shooting di tiap negara, crew yang terlibat dalam proses pemotretan atau shooting iklan TV bisa lebih sedikit dan lebih flexible bagi klien untuk memilih posisi dan framing obyek visual otomotif tersebut. Bahkan ketika produsen otomotif tersebut melakukan perubahan beberapa bagian di kemudian hari, proses perubahan yang dilakukan dengan CGI pada obyek visual yang terdahulu masih jauh lebih murah dibandingkan harus melakukan pemotretan dan shooting iklan TV ulang.

Nama : Fitria Dina Utami

NIM : 153070092

TUGAS AKHIR PTK

Pak Edwi Sosiawan